JAKARTA - Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dan telah diakui oleh Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai Intangible World Heritage of Humanity. Lebih dari itu, bagi Indonesia batik juga memiliki nilai keekonomian yang tinggi.
“Batik menjadi identitas bangsa yang semakin populer dan mendunia. Industri batik juga memiliki peran penting bagi perekonomian nasional serta menjadi penyumbang devisa negara, karena memiliki pasar ekspor yang besar seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa,” demikian ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertengahan tahun ini, dikutip dari laman Kemenperin, Rabu (2/10/2019).
Ada beberapa fakta positif terkait dengan industri batik. Pertama, batik mendorong pertumbuhan gemilang sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I-2019 dengan mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98%. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07% di periode yang sama.
Kedua, ekspor batik Nusantara tercatat senilai USD52,44 juta atau setara Rp734 miliar (kurs Rp14.000 per USD) pada 2018. Pada tahun ini, nilai ekspor batik nasional ditargetkan dapat meningkat hingga 6-8%.
“Saat ini, batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Airlangga.
Menurut dia, pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas dan perluasan pasar bagi industri batik nasional. Tujuannya agar pelestarian batik Nusantara serta mendorong pengembangan industri batik nasional agar lebih berdaya saing global.